Tanah Padang
Tanah Bengkulu
Kau datang
Dalam kesendirianku
Naik sampan
Ke Selandia Baru
Kau luluhkan
Segala keangkuhanku
Kota Kediri
Kota Banyuwangi
Hari demi hari
Semakin terasa berarti
Buah durian
Buah jambu biji
Sejak senyumanmu
Mulai hiasi hati ini
Induk bangau
Berenang di kali
Karena engkau
Ku mulai mengerti
Pari manta
Di laut biru
Apa itu cinta
Apa itu cemburu
Jembatan biru
Di kota baru
Ku tak tahu
Apakah kau jodohku
Ratu penyu
Di laut Jawa
Ku tak tahu
Akankah kita bersama
Pabrik sandal
Di kota Delhi
Tapi satu hal
Ku tahu pasti
Bukit Pekanbaru
Pemandangan alam
Telah ada namamu
Di hati yang terdalam
Bunga merekah
Pohon kamboja
Jangan pernah
Kau tanya mengapa
Paket kayu jati
Ke Surakarta
Karena ku tak mengerti
Apa jawabnya
Daun pandan
Akarnya berduri
Tak bisa ku jelaskan
Perasaan ini
Berang-berang
Di ujung hulu
Hati orang
Siapa yang tahu
Sungai Musi
Belah Banjarbaru
Ku mulai mengerti
Arti kata itu
Tempo dulu
Tugu Yogyakarta
Ku tahu
Memang belum saatnya
Hakim ibukota
Mengetok palu
Katakan yang sejujurnya
Kepada dirimu
Air membeku
Lalu membatu
Bukan ku tak mampu
Memang ku tak mau
Sawah hijau
Jauh membentang
Ku tak mau
Kau tahu sekarang
Pemburu kobra
Dari Jakarta
Tentang rasa
Yang tersimpan di dada
Peternakan kuda
Tanah Sumbawa
Memang belum saatnya
Kita tuk bersama
Kandang buaya
Di kota kembang
Karena jalan kita
Masih panjang
Induk buaya
Di pedalaman Papua
Ku hanya
Ingin engkau percaya
Angin berderu
Di atas gundukan batu
Aku menyayangimu
Meski ku hanya membisu
Orang Jawa
Orang Bali
Andai kita bersama
Suatu hari nanti
Kawanan kerbau
Di rerumputan hijau
Kan ku jaga engkau
Tak kan ku sia-siakan engkau
Kulit singa
Dirajut kain
Namun bila
Kenyataan berkata lain
Di Mindanau
Ada pabrik mozaik
Semoga engkau
Kan dapat lebih baik
Lampu redup
Di samping surau
Yang sanggup
Menjaga engkau
Pantai Sulawesi
Angin menerjang lautan
Lebih dari
Yang mampu ku lakukan
Daging remis
Obat ampuh
Hujan gerimis
Di Mei dua ribu sepuluh
Gunung Merapi
Gunung Merbabu
Langit kan jadi saksi
Janjiku kepadamu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar