Minggu, 14 Februari 2010

Aku Menyayangimu...

Rasa masam
Buah mengkudu
Setiap malam
Dalam tidurku

Kota Padang
Dekat Bengkulu
Selalu terbayang
Akan senyumanmu

Pantai biru
Di Sulawesi
Tak mampu
Aku pungkiri

Sutra ungu
Di kota baru
Tertulis namamu
Terpatri di hatiku

Makan sambal
Di pinggir kali
Banyak hal
Ingin ku bagi

Naik perahu
Lewat Selat Bali
Tapi kau
Tak pernah peduli

Kepala suku
Bawa peluru
Meski di situ
Ada aku

Orang bisu
Di samping tugu
Tapi kau
Selalu berlalu

Memancing hiu
Di Laut Aru
Kau selalu
Tersenyum padaku

Pabrik baja
Di Samarinda
Seakan semua
Baik-baik saja

Ada ratu
Punya cucu
Tak sadarkah kau
Betapa berarti senyummu

Makan pare
Bareng ibu
Bahkan mentari sore
Tak bisa menandingimu

Orang sipit
Buka pintu
Bila fajar terbit
Di atas rumahmu

Ada kutu
Diinjak mati
Bolehkah ku
Menanti senyummu lagi

Di Amerika
Banyak bandar judi
Andai saja
Kau mengerti

Putri malu
Bentuknya lucu
Aku meyayangimu
Meski kau tak pernah tahu

Pedagang buku
Orangnya lugu
Betapa damai hatiku
Ketika ku lihat senyummu

Naik sampan
Sama cucu
Seribu kerinduan
Tercurah untukmu

Kota Padang
Kota Kedu
Jutaan kata sayang
Tertuju padamu

Putri malu
Di bawah pohon jambu
Belahlah dadaku
Cintaku kan mengalir untukmu

Tabib palsu
Dilempar sapu
Percayalah padaku
Tak kan kecewakan dirimu

Pengrajin bulu
Di Purwodadi
Andai kau tahu
Perasaan ini

Makan duku
Dikupas istri
Tentu diriku
Tak perlu serepot ini

Dari Tanah Abang
Ke gunung Kerinci
Kau memang
Menyebalkan sekali

Pak Dadang
Jualan roti
Kau datang
Tanpa permisi

Di taman
Banyak biri-biri
Kau hancurkan
Segel hati ini

Sang pemandu
Mengetok palu
Dan engkau
Tuliskan namamu

Jalan kenangan
Di simpang empat
Satu kesalahan
Telah kau buat

Bunga lili
Warnanya ungu
Kau buat ku mengerti
Betapa berharganya kau

Jembatan puri
Ada buaya
Mulai detik ini
Semua kan berbeda

Pohon duku
Di Kota Bengkulu
Kan ku buat kau
Jatuh cinta padaku

Pohon duku
Di pulau Maluku
Karena aku
Juga cinta padamu