Tinta biru
Tinta ungu
Apa salahku
Hingga kau acuhkanku
Buah duku
Buah mengkudu
Apa dosaku
Hingga kau jauhiku
Pohon blewah
Di samping tugu
Tak adakah
Kesempatan bagiku
Ikan pari
Makan berudu
Tuk ulangi
Kisah yang dulu
Ada pemburu
Ada yang diburu
Sadarkah dirimu
Betapa berarti dirimu
Paus biru
Di laut Aru
Tahukah dirimu
Betapa dalam sesalku
Orang bisu
Pergi ke kota
Mengertikah dirimu
Sesak rasa di dada
Dokter saraf
Dokter gigi
Ketika kata maaf
Tiada berarti lagi
Daun lebar
Kembang tahu
Apakah benar
Tiada asa bagiku
Di Delhi
Ada tabib ampuh
Tuk benahi
Sisa hati yang rapuh
Kota Serang
Kota Kedu
Seribu kata sayang
Kau ucap padaku
Keindahan taman
Tempo dulu
Sejuta kerinduan
Kau tatap mataku
Berang-berang
Makan kayu
Tapi sekarang
Di mana semua itu
Preman insaf
Menangis tersedu
Bahkan sebuah maaf
Tak kau beri untuk ku
Ratusan penyu
Di pulau Seribu
Bunuhlah aku
Jika kau mau
Senyum ibu
Mutiara kalbu
Dan maafkanlah aku
Jika kau mampu
Sabtu, 23 Januari 2010
Rabu, 06 Januari 2010
Sebuah Kenyataan di Balik Tirai Malam
Pulau Bali
Pulau Sulawesi
Aku tak peduli
Issue itu menjadi-jadi
Kota Siantar
Kota Banyuwangi
Aku tak gentar
Issue itu berubah tragedi
Pohon mangga
Pohon mengkudu
Aku tak kecewa
Bila kau ragukanku
Warna merah
Warna biru
Aku tak marah
Bila kau rendahkanku
Gunung Semeru
Gunung Merbabu
Aku tak malu
Bila kau membenciku
Sarang marmut
Sarang hiu
Aku tak takut
Bila kau jauhiku
Angin lembah
Gunung Merapi
Aku tlah lelah
Dengan semua ini
Induk lebah
Induk merpati
Sampai kapankah
Kan terus begini
Pemain rebab
Pemain kecapi
Satu harap
Dari hati
Kerajinan perunggu
Di Kintamani
Kebenaran itu
Terungkap nanti
Pulau Sulawesi
Aku tak peduli
Issue itu menjadi-jadi
Kota Siantar
Kota Banyuwangi
Aku tak gentar
Issue itu berubah tragedi
Pohon mangga
Pohon mengkudu
Aku tak kecewa
Bila kau ragukanku
Warna merah
Warna biru
Aku tak marah
Bila kau rendahkanku
Gunung Semeru
Gunung Merbabu
Aku tak malu
Bila kau membenciku
Sarang marmut
Sarang hiu
Aku tak takut
Bila kau jauhiku
Angin lembah
Gunung Merapi
Aku tlah lelah
Dengan semua ini
Induk lebah
Induk merpati
Sampai kapankah
Kan terus begini
Pemain rebab
Pemain kecapi
Satu harap
Dari hati
Kerajinan perunggu
Di Kintamani
Kebenaran itu
Terungkap nanti
Minggu, 03 Januari 2010
Ombak Bali di Akhir Januari
Goreng bakwan
Di samping kali
Tetes hujan
Jatuh ke bumi
Kota Kendari
Kota Jakarta
Membasahi bumi
Yang kering-keronta
Naik perahu
Ke Laut Jawa
Waktu terus berlalu
Tinggalkan sejuta cerita
Tetes embun
Di atas lembah
Kini satu tahun
Berlalu sudah
Gunung Semeru
Gunung Merapi
Ketika itu
Cintaku tlah pergi
Ratu lebah
Keluar sarangnya
Tak pernah
Aku menduga
Kota Kedu
Kota Banyuwangi
Kisah itu
Kan terulang kembali
Laut Seram
Airnya asin
Meski dalam
Cinta yang lain
Kawanan unta
Di gurun Gobi
Bersama surutnya
Deru ombak Bali
Ibu peri
Sihir permaisuri
Tuk kedua kali
Cintaku kandas di Januari
Di samping kali
Tetes hujan
Jatuh ke bumi
Kota Kendari
Kota Jakarta
Membasahi bumi
Yang kering-keronta
Naik perahu
Ke Laut Jawa
Waktu terus berlalu
Tinggalkan sejuta cerita
Tetes embun
Di atas lembah
Kini satu tahun
Berlalu sudah
Gunung Semeru
Gunung Merapi
Ketika itu
Cintaku tlah pergi
Ratu lebah
Keluar sarangnya
Tak pernah
Aku menduga
Kota Kedu
Kota Banyuwangi
Kisah itu
Kan terulang kembali
Laut Seram
Airnya asin
Meski dalam
Cinta yang lain
Kawanan unta
Di gurun Gobi
Bersama surutnya
Deru ombak Bali
Ibu peri
Sihir permaisuri
Tuk kedua kali
Cintaku kandas di Januari
Langganan:
Postingan (Atom)