Sabtu, 23 Januari 2010

Harapan Kosong

Tinta biru
Tinta ungu
Apa salahku
Hingga kau acuhkanku

Buah duku
Buah mengkudu
Apa dosaku
Hingga kau jauhiku

Pohon blewah
Di samping tugu
Tak adakah
Kesempatan bagiku

Ikan pari
Makan berudu
Tuk ulangi
Kisah yang dulu

Ada pemburu
Ada yang diburu
Sadarkah dirimu
Betapa berarti dirimu

Paus biru
Di laut Aru
Tahukah dirimu
Betapa dalam sesalku

Orang bisu
Pergi ke kota
Mengertikah dirimu
Sesak rasa di dada

Dokter saraf
Dokter gigi
Ketika kata maaf
Tiada berarti lagi

Daun lebar
Kembang tahu
Apakah benar
Tiada asa bagiku

Di Delhi
Ada tabib ampuh
Tuk benahi
Sisa hati yang rapuh

Kota Serang
Kota Kedu
Seribu kata sayang
Kau ucap padaku

Keindahan taman
Tempo dulu
Sejuta kerinduan
Kau tatap mataku

Berang-berang
Makan kayu
Tapi sekarang
Di mana semua itu

Preman insaf
Menangis tersedu
Bahkan sebuah maaf
Tak kau beri untuk ku

Ratusan penyu
Di pulau Seribu
Bunuhlah aku
Jika kau mau

Senyum ibu
Mutiara kalbu
Dan maafkanlah aku
Jika kau mampu

Rabu, 06 Januari 2010

Sebuah Kenyataan di Balik Tirai Malam

Pulau Bali
Pulau Sulawesi
Aku tak peduli
Issue itu menjadi-jadi

Kota Siantar
Kota Banyuwangi
Aku tak gentar
Issue itu berubah tragedi

Pohon mangga
Pohon mengkudu
Aku tak kecewa
Bila kau ragukanku

Warna merah
Warna biru
Aku tak marah
Bila kau rendahkanku

Gunung Semeru
Gunung Merbabu
Aku tak malu
Bila kau membenciku

Sarang marmut
Sarang hiu
Aku tak takut
Bila kau jauhiku

Angin lembah
Gunung Merapi
Aku tlah lelah
Dengan semua ini

Induk lebah
Induk merpati
Sampai kapankah
Kan terus begini

Pemain rebab
Pemain kecapi
Satu harap
Dari hati

Kerajinan perunggu
Di Kintamani
Kebenaran itu
Terungkap nanti

Minggu, 03 Januari 2010

Ombak Bali di Akhir Januari

Goreng bakwan
Di samping kali
Tetes hujan
Jatuh ke bumi

Kota Kendari
Kota Jakarta
Membasahi bumi
Yang kering-keronta

Naik perahu
Ke Laut Jawa
Waktu terus berlalu
Tinggalkan sejuta cerita

Tetes embun
Di atas lembah
Kini satu tahun
Berlalu sudah

Gunung Semeru
Gunung Merapi
Ketika itu
Cintaku tlah pergi

Ratu lebah
Keluar sarangnya
Tak pernah
Aku menduga

Kota Kedu
Kota Banyuwangi
Kisah itu
Kan terulang kembali

Laut Seram
Airnya asin
Meski dalam
Cinta yang lain

Kawanan unta
Di gurun Gobi
Bersama surutnya
Deru ombak Bali

Ibu peri
Sihir permaisuri
Tuk kedua kali
Cintaku kandas di Januari