Rasa masam
Buah mengkudu
Setiap malam
Dalam tidurku
Kota Padang
Dekat Bengkulu
Selalu terbayang
Akan senyumanmu
Pantai biru
Di Sulawesi
Tak mampu
Aku pungkiri
Sutra ungu
Di kota baru
Tertulis namamu
Terpatri di hatiku
Makan sambal
Di pinggir kali
Banyak hal
Ingin ku bagi
Naik perahu
Lewat Selat Bali
Tapi kau
Tak pernah peduli
Kepala suku
Bawa peluru
Meski di situ
Ada aku
Orang bisu
Di samping tugu
Tapi kau
Selalu berlalu
Memancing hiu
Di Laut Aru
Kau selalu
Tersenyum padaku
Pabrik baja
Di Samarinda
Seakan semua
Baik-baik saja
Ada ratu
Punya cucu
Tak sadarkah kau
Betapa berarti senyummu
Makan pare
Bareng ibu
Bahkan mentari sore
Tak bisa menandingimu
Orang sipit
Buka pintu
Bila fajar terbit
Di atas rumahmu
Ada kutu
Diinjak mati
Bolehkah ku
Menanti senyummu lagi
Di Amerika
Banyak bandar judi
Andai saja
Kau mengerti
Putri malu
Bentuknya lucu
Aku meyayangimu
Meski kau tak pernah tahu
Pedagang buku
Orangnya lugu
Betapa damai hatiku
Ketika ku lihat senyummu
Naik sampan
Sama cucu
Seribu kerinduan
Tercurah untukmu
Kota Padang
Kota Kedu
Jutaan kata sayang
Tertuju padamu
Putri malu
Di bawah pohon jambu
Belahlah dadaku
Cintaku kan mengalir untukmu
Tabib palsu
Dilempar sapu
Percayalah padaku
Tak kan kecewakan dirimu
Pengrajin bulu
Di Purwodadi
Andai kau tahu
Perasaan ini
Makan duku
Dikupas istri
Tentu diriku
Tak perlu serepot ini
Dari Tanah Abang
Ke gunung Kerinci
Kau memang
Menyebalkan sekali
Pak Dadang
Jualan roti
Kau datang
Tanpa permisi
Di taman
Banyak biri-biri
Kau hancurkan
Segel hati ini
Sang pemandu
Mengetok palu
Dan engkau
Tuliskan namamu
Jalan kenangan
Di simpang empat
Satu kesalahan
Telah kau buat
Bunga lili
Warnanya ungu
Kau buat ku mengerti
Betapa berharganya kau
Jembatan puri
Ada buaya
Mulai detik ini
Semua kan berbeda
Pohon duku
Di Kota Bengkulu
Kan ku buat kau
Jatuh cinta padaku
Pohon duku
Di pulau Maluku
Karena aku
Juga cinta padamu